
Delman kendaraan jadul itu masih berjejer dipinggir jalan trotoar dekat tepi taman kota. Mungkin sejak beberapa jam lalu saya tak begitu persis tahu karena saat saya datang selepas ashar sudah berjejer.
Sekedar menanti penumpang tak tau kuda penarik delman itu berdiri. Walaupun belum ada pelanggan atau yang memakai jasanya tetap kuda-kuda itu bersabar menanti sehabis senja hingga jelang magrib pun.
Saya sedikit merenung mengapa kuda itu masih dipakai untuk menarik delman atau mengangkut barang atau orang semisalnya.
Apakah memang dia tidak berhak untuk hidup bebas tanpa harus terbebani untuk bekerja melayani tuannya. Seperti topeng monyet juga yang tak dibebaskan di kebun binatang saja, bukan dibuat bekerja untuk majikannya. Entah lah bukan urusan saya. Mungkin lagi-lagi urusan mencari nafkah dan urusan perut.
Taman kota bukan sekedar untuk bermain dan berekreasi, berolahraga, namun beribu manfaat lainnya sesuai kebutuhan termasuk pembawa berkah bagi yang berdagang atau berjualan makanan dan minuman ringan, atau penjual jasa sepeda listrik, motor dan mobil-mobilan dan permainan lainnya yang menjadikan surganya mainan anak-anak.