Sepatu Bolong

Kisah ini mungkin tidak sama dan tidak beda dengan kisah sepatu dahlan. Bermula dari ketidak punyaan dan kemiskinan. Sepatu untuk sekolah saja tak dapat membeli yang baru, karena kesulitan ekonomi. Bagaimana tidak susah jangankan membeli sepatu baru, untuk membeli bahan pokok seperti beras untuk sehari-hari saja sulit.Begitulah kisah ini saya tuliskan. Semasa Sekolah Dasar (SD) tak suka masuk sekolah beberapa minggu bahkan berbulan-bulan.

Jadi sampai dikira saya anak yang malas tak mau sekolah atau belajar. ya memangsih mungkin sebuah kesalahan atau tidak jika malas sekolah saat dalam keadaan ekonomi orang tua tidak baik dan memprihatinkan.Mungkin sepatu yang tak bermerek dan tak terlalu mahal saja kami tak mampu, sehingga selama belum punya sepatu pengganti yang bolong tersebut saya tidak mau sekolah. Karena setiap sekolah saya selalu dibuli dan memang saat sekolah juga saya tak merasa nyaman.

Apalagi saat pelajaran olah raga dan sudah pasti gak bisa lari cepat dan kegiatan olah raga lainnya.Semu itu sekelumit cerita dulu, yang masih polos dan tak mengerti apa-apa. Saya masih ingat bagaiman cerita sampai terbeli sepatu baru. yakni dengan cara menjual pisang ke pasar dengan cara dipikul sendiir dan berjalan berkilo-kilo dari rumah. Sebuah perjuangan yang Alhamdulillah selalu ditemani dan disuport oleh ibu saya. Jadi hasil dari jualan pisang tersebut alhamdulillah bisa terbeli sepatu baru. walaupun bukan yang mahal dan bermerk asalakan bisa untuk sekolah. Dan pastinya tidak menjadi anak yang malas. Sampai dijenguk sama teman-teman kelas dikira kenapa.Maka saat ini harus bersyukur ketika segalanya ada, apalagi saat ini sekolah serba gratis. Tak seperti dulu biaya sekolah mahal, belum untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow by Email
Instagram
Telegram
WhatsApp
FbMessenger
URL has been copied successfully!