
Unek-Unek Si “Sepi”Sepi bagiku ia sahabat, dimana yang bernyawa sudah tak ada disisi lagi dan disitulah ia menghampiri dengan mebawa segala macam masalah yang ada dihati. Satu persatu masalah mereka beberkan padaku tanpa henti satu detikpun tanpa koma bahkan titik. Aku dengarkan semua keluh kesah mereka. Dengan menghirup nafas sedalam-dalamnya aku mencoba menyakini serta menenangkannya bahwa Allah bersamanya “INNALLAHA MA’ANA” Jangan merasa terbebani sahabatku. Jika itu masalah berat maka anggaplah ringan. Jika itu masalah ringan maka anggaplah itu bukan masahal. Ini semua terjadi karena Allah mencintaimu karena tidak semua yang terasa sakit itu berarti tak cinta. Justru Allah mencintaimu.
Sahabatku yakinlah dengan berbagai masalah yang aku hadapi aku tidak sedikitpun membenci si SEPI, karena ia sahabatku, ia mempercayaiku, ia membagi suka dukanya padaku. Banyak yang bilang sepi hanya mengundang bosan dan bahkan mereka sengaja memancing suasana agar sepi menghilang. Tapi bagiku sepi adalah segalanya. Dimana aku bisa berbicara yakin antara hati dan pikiranUnek-Unek Si “Sendiri”Kesendirian itu menjemukan. Kesendirian itu menimbulkan datangnya setan untuk menggoda. Merasuki pikiran untuk berbuat yang tak terpuji. Kesendirian yang positif adalah merasa selalu bersama dan dilihat oleh Allah. Meskipun kita tak dapat melihat-Nya. Inilah yang disbut ikhsan. Yakinlah apapun yang kita perbuat Allah tak pernah tertidur. Meski kebaikan sebesar biji dzahra atau sebesar debu maka Allah akan membalasnya. Begitupula dengan sekecil apapun kejahatan yang kita perbuat kelak Allah akan memberikan balasan.