Cukup

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Ath Thobari rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian –wahai manusia- adalah yang paling tinggi takwanya pada Allah, yaitu dengan menunaikan berbagai kewajiban dan menjauhi maksiat. Bukanlah yang paling mulia dilihat dari rumahnya yang megah atau berasal dari keturunan yang mulia.” (Tafsir Ath Thobari, 21:386)

Jadi amat penting kita ingat yang memiliki harta banyak belum tentu bahagia dan apalagi yang miskin tetapi dengan keadaan keduanya islma tetap memuliakan siapapun selama ia bertaqwa terhadap Allah swt.

lagi pula apa yang kita miliki, apa yang kita ambil didunia ini akan dimintai pertanggunjawaban. Bila kita memiliki sedikit harta maka pertayaan atau pertanggungjawabannya juga sedikit nanti diakhirat begitu juga sebaliknya, siapa yang mengambil banyaka atau memiliki banyak harta maka pasti akan berat dan banyak juga yang harus dipertanggunjawabkan. Seperti saat kita memasuki mini market bila kita banyak mengambil barang maka banyak pula yang harus kita bayar di kasir, tetapi bila sedikit atau tidak mengambil apa-apa yang bayarnya juga sedikit atau tidak perlu membayar karena tidak mengambil apap-apa.

Hal penting lainnya adalah sifat manusia yang begitu rakus dan selalu merasa kurang ini adalah sebagai penyakit yang kronis yang dapat menggerogoti kedamaian hidup. Definisi hidup kurang bahagia adalah ya karena merasa kekurang terus. Padahal Allah senantiasa memberikan anugerah dan berbagai kenikmatan. Yang tidak kita syukuri. Saat memiliki uang seribu ingin punya seratus ribu, ingin punya satu juga, satu milyar dan seterusnya. Sehingga bisa membuat manusia lalai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow by Email
Instagram
Telegram
WhatsApp
FbMessenger
URL has been copied successfully!