Jadi tidak mudah, butuh kesabaran untuk menjaga diri kita, karena memang yang susah itu sabar, sabar untuk bagaimana menjaga dari berbuat dosa, karena Imam Ghazali saja mengatakan bahwa yang membakar amal itu adalah karena sering mengumpat. Jadi seberapapun amal yang kita miliki itu seperti kita membawa air dalam ember tetapi bagian bawahnya bolong-bolong jadi cepat habis tidak ada yang bisa dibawa atau tertampung airnya, alias kosong. Ini kaitannya dengan lidah kita, yang tak terasa perkataan kita menusuk dan menyakiti orang lain. mungkin kalau penyakit jasmani bisa hilang oleh kematian tetapi jika sakit hati itu tidak akan hilang alias dibawa sampai mati. Bahkan lebih tegas lagi ini nasehatnya bahwa lidah kita ini bisa mendorong kita keneraka. Naudzubillah.
Jadi apa yang mau kita isi dikeseharian kita, apa mau dihiasi dengan dosa atau dengan amal-amal baik kita. Karena seberapapun perbuatan seseorang kebaikan dan dosa itu akan tetap ada hari pertimbangan (mizan) diamana ada kitab atau buku catatan dosa dan amal ditimbang. Jadi mulai saat ini kurangin dosa tambah amalnya, janga berlomba-lomba dalam dosa melainkan berloba-lombalah dalam kebaikan. Albaqarah:148.