Saat kita jatuh cinta pada seseorang, pasti menyukai semuanya dari ujung rambut sampai ujung kakai, mendengar suaranya saja sudah bahagia, melihat senyumnya dan tingkah lakunya pasti semua suka, apa lagi dia saat memilki kemauan atau keinginan pasti kita cari pasti ingin segera dikabulkan. Bahkan kita akan nurut dari apa yang dia katakan dan inginkan. Tidak ada rasa terpaksa karena cinta karena bahagia karena seseorang yang dicintai.
Begitupun saat Rasulullah menjelang wafat, kecintaannya atas umatnya, kekhawatiran atas umatnya. Meskipun belum pernah bertemu tetapi sangat mencintai umatnya agar selamat dari Api neraka. Begitu pula dengan kita yang mencintai Rasulullah selalu memberikan shalawat atasnya dan meneladani sunah-sunahnya. meskipun kita belum pernah berjumpa tetapi mengapa kita sangat mencitai dan ingin meneladani apa yang pernah dianjurkan dan dilakukan oleh Rasulullah.
Bagaiaman saat kita mencintai tetapi tidak dapat bertemu tidak dapat melihatnya, maka tetaplah cinta dengan perlakuan kita kepadanya. Termasuk cinta peda sang Pencipta kita, meski tidak pernah melihat meski tidak pernah bertemu maka tetap kita selalu membaca surat dari-Nya (alqur’an) tetap ibadah, mentaati perintahnya dan segala hal yang disukai dan tidak disukai-Nya kita ikuti italah cinta. Karena bukti cinta kita kepada Khalik itu pasti tidak akan bertepuk sebalah tanan, karena pasti akan memanen dan mendapat balasan yang lebih baik karena mencintai zat yang sangat tepat dan paling tepat. Hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikmal wakil. Subhanallah.