Di sisi lain, negara tampak lebih sibuk membangun jalan tol, ibu kota baru, dan kereta cepat. Proyek raksasa menelan triliunan rupiah, sementara rakyat kecil tetap terjebak dalam peran sosial yang tak berubah. Mereka tak beranjak dari garis kemiskinan karena akses pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan masih jauh dari jangkauan.
Ketimpangan seperti ini akan terus berlanjut selama mata hati pemimpin belum benar-benar terbuka. Selama kebijakan dibuat tanpa menyentuh akar masalah, selama suara rakyat hanya menjadi gema yang tak dihiraukan.
Kesadaran dan akal sehat harus terbangun di negeri tercinta ini. Bagi siapa pun yang berpikir jernih dan cerdas, sudah seharusnya semua pihak ikut mengawasi kebijakan yang dapat menimbulkan penderitaan dan ketidakadilan. Karena jika tidak, cerita di lampu merah itu akan terus berulang, menjadi luka sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi.
