Kaki Tiga

Makhluk apa yang kakinya tiga?, tentu tidak ada atau mungkin pas tebak-tebakan waktu kecil hewan apa yang kakinya tiga?, yaitu anjing lagi kencing hehe. Mengenai kaki tiga ini juga bukan membahas tentang salah satu merek minuman yang terkenal di Indonesia, yang sering dikonsumsi dan ada di lemari atau kulkas setiap warung atau di rumah.
Ini adalah tentang manajemen keuangan. Sebenarnya saya tidak sengaja mendengar motivator yakni Tung Desem Waringin. Beliau mengatakan bahwa untuk bisa menopang kebutuhan hidup itu tidak mesti hanya dari satu penghasilan atau satu sumber pendapatan, tetapi berusahalah agar memiliki lebih dari satu pendapatan atau pekerjaan. Dengan demikian kita seperti duduk pada kursi yang kakinya bukan hanya satu atau dua, tetapi lebih dari itu sehingga saat kakinya yang satu terputus atau patah masih ada kaki yang lain. Begitu pula saat pekerjaan yang kita harapkan mendapat penghasilan tapi pada saat tertentu mengalami kendala dan kita tidak ada yang bisa diharapkan karena kita hanya memiliki satu sumber penghasilan. Berbeda bila kita memiliki banyak kerjaan sampingan. Setidaknya kita masih bisa tenang bisa menjadi solusi bila pendapatan yang satu terkendala masih ada pendapatan lain.

Citra Laki-laki & Wanita

Pada awal mula Nabi Adam AS. diciptakan sendiri, namun kesendiriannya itu membuatnya kesepian. Nah Adam pun memohon kepada Tuhan agar diciptakan teman hidup yakni wanita (siti hawa). Dari situlah Adam dan Hawa memiliki banyak keterurunan kita pun lahir kedunia ini berkat ada Nabi Adam dan Siti Hawa.

Laki-laki dan wanita memang secara fisik berbeda, namun pada hakikatnya adalah sama-sama manusia ciptaan Allah yang saling membutuhkan. Keduanya mempunyai keistimewaan dan kelemahan masing-masing. Allah memberikan derajat yang tinggi pada laki-laki, namun Allah  juga meposisikan derajat yang tinggi pula pada wanita.

Sebagaimana kita ketahui bersama lewat pesan-pesan Rasulullah saw mengenai  hal tersebut. Wanita bisa anggap sebagai madrasah pertama keluarga, namun laki-laki juga dinobatkan sebagai seorang pemimpin. Wanita disebut sebagai menejer rumah tangga dan anak-anak, namun laki-laki juga sebagai pahlawan yang setiap hari bekerja untuk mencari nafkah.

Wanita sebagai kunci surga khususnya bagi seorang ibu, karena Rasulullah pernah mengatakan bahwa surga berada ditelapak kaki ibu, namun seorang laki-laki pun amat mulia karena andaikan manusia boleh bersujud kepada manusia maka seorang istri hendaknya bersujud pada suami. Hal tersebut mengambarkan betapa berharganya seorang laki-laki dengan segala beban dan tanggungjawabnya terhadap keluarga.

Edukasi Yang Salah Tentang Membuang Sampah

Tulisan ini akan saya awali dengan sebuah pertayaan, pertama, kapan kita terakhir kali membuah sampah disungai, kedua, kemanakah kita setiap membuang sampah, ketiga, bagaimana seharusnya kita mengelola sampah, baik sampah organik maupun anorganik.

baiklah kita mulai dari pertanyaan pertama dan kedua, disini penulis adalah orang yang berada disalah satu kampung daerah serang banten tepatnya di kecamatan puloampel, disini yang saya tau sejak lahir bahwa belum pernah adanya sosialisasi dan edukasi bagaimana cara mengelola sampah dengan baik dan benar, bahkan mungkin diperkampungan tidak ada yang namanya Tempat pembuangan Sampah (TPS) bilapun ada mungkin bisa dihitung baru hitungan bulan atau tahun dan itupun tak semua desa tersedia (TPS).

Lalau pertayaannya kemanakah warga atau masyarakat membuang sampahnya?, ya mohon maaf bila jawabannya mengecewakan yaitu kita biasa membuang sampah disungai atau kali kecil yang ada diperkampungan. karena sedari kecil, orang tua mendidik anak-anaknya untuk membuang sampah disungai atau got-got yang ada disekitar rumah sehingga tanpa disadari itu menjadi turun temurun sampai saat ini. sebenarnya orang didesa paham mana sampah yang bernilai uang dan tidak, tetapi justru sampah yang kurang bernilai tersebut yang sembarang dibuang.

Apakah Hp Sebagai

Prioritas Hidupmu?

Dunia teknologi semakin kesini semakin canggih. Dimana saat ini segalanya dipermudah, serba cepat dan intens. Dan perkembangan tersebut cenderung bagaimana cara kita menyikapinya. Baik berefek negatif maupun positif dalam kehidupan kita. Misalnya saja hampir semua orang Indonesia dan di negara lain pasti memilki, memakai handphone dan menggunakan jaringan internet atau sering online.

Bahkan saat ini Hp menjadi barang berharga dan menjadi tren atau gaya hidup yang tak terhindarkan.

Baik dari usia kanak-kanak sampai orang dewasa dan orang tua menjadi pemakai aktif. Saat ini sepertinya bukan hanya menjadi trend tetapi sudah menjadi kebutuhan. Semua itu harus dilengkapi dengan paket internetnet atau data. Dulu Hp itu harus diisi pulsa agar dapat menelpon atau SMS, tetapi dengan perkembangan teknologi untuk dapat berselancar di internet atau bisa online harus punya data atau kuota terlebih untuk membuka atau menjalankan aplikasi android.

Meski semua itu adalah untuk mempermudah urusan dan pekerjaan kita. Itu membutuhkan biaya yang tak sedikit. Entah dari segi harga hp maupun paket data internet. Dan intinya adanya pengeluaran atau anggaran tak terduga. Dibandingkan dulu belum ada hp atau internet tak ada kost atau pengeluaran untuk kebutuhan bayar kuota tiap bulannya. Karena dunia bagaikan kiamat bila tak punya kuota atau tak main hp.

Saat Tak Punya Uang

Keadaan apapun yang terjadi adalah sebuah pembelajaran dalam hidup kita. Situasi atau kondisi sebaik dan seburuk apapun adalah melainkan agar kita pandai menyikapi dan menghadapinya. Ada kalanya kita berada diatas dan berada dibawah termasuk saat kita memiliki banyak uang, tapi dilain waktu kita pula pernah merasakan betapa pait dan pusingnya saat tak memiliki uang sepeserpun.

Mustahil sepanjang hidup tak memiliki uang, memang uang bukanlah satu-satunya rizeki karena rizeki itu berbentuk berbagai macam salah satunya bertambah ilmu, kesehatan, panjang umur, anak, istri keluarga, jaringan, partner dan sebagainya. Tetapi tatap saja intinya adalah uang. Tak munafik meskipun dalam beberapa wejangan dan nasehat uang bukanlah segalanya.

Kenapa kita harus belajar hidup berhemat, karena memang perjalanan hidup kita tak selalu mulus, tak selalu kaya dan istilah-istilah lainnya yang serupa. Oleh karenanya perlu untuk selalu prihatin dan menabung baik untuk emergenci dan untuk membeli suatu barang yang kita impikan.

Follow by Email
Instagram
Telegram
WhatsApp
FbMessenger
URL has been copied successfully!