Pemulung Buku

Dulu saya sangat ingin ke Pasar Senen Jakarta, karena menurut info yang saya dapat disitu banyak banget buku-buku bekas atau second yang jumlahnya melimpah dan lengkap, pastinya murah meriah. Dan yang benar saja pada saat saya ikut pelatihan Jurnalistik di Jakarta sekitar tahun 2015, saya sempatkan untuk mampir. Akhirnya saya menemukan dan membeli beberapa buku, koran, majalah, bekas dan semacamnya  yang sudah lama saya incar.  

Masih ingat beberapa nasehat guru saya saat masih sekolah SMK, bahwa jika ingin membaca tanpa keluar biaya, maka datanglah ke perpustakaan umum, atau datangi penjual buku atau koran baik ditempat yang khusus toko-toko buku atau sekedar mengunjungi pedagang kaki lima yang biasa disebut dengan istilah (pasar loak). Itulah nasehat dulu yang sempat juga saya aplikasikan. Karena hanya membaca di perpustakaan atau di toko buku tidaklah kena bayar. Begitulah beberapa cara perburuan saya untuk mencari ilmu di luar kelas. Karena Guru ataupun dosen pasti hanya mengajarkan perihal yang dasar-dasarnya saja, sedangkan jika peserta didik atau mahasiswa ingin pintar dan ingin mengembangkan ilmu dasar tersebut harus belajar secara pribadi atau otodidak. Entah dengan cara berdiskusi dengan teman, bertanya pada guru atau para ahlinya bahkan membeli buku bekas bisa menjadi salah satu alternatif bila ingin lebih hemat.

Pengemis dan Pengamen Sebagai Potret Kehidupan Sosial

Suka atau tidak saat kita bermain di taman, makan di pinggir jalan, atau saat naik kendaraan umum, di pasar,di  terminal, di lampu merah, di depan toko atau supermarket pasti tidak akan luput dari seorang pengamen. Kehadiran mereka sebenarnya antara dua hal yakni rasa tidak nyaman dan empati terhadap kita. Bagaimanapun mereka adalah saudara kita sesama manusia yang sedang mencari nafkah dan menyambung hidup secara halal. Tetapi tak jarang mereka saat mengamen dan meminta uang dengan cara paksa. Padahal saat kita dimintai uang mau ngasih atau tidak, mau besar atau kecil itu terserah kita. Ironisnya saat kita memang tak memiliki uang kecil atau uang recehan terus kita memberi kode bahwa mohon maaf tidak mau ngasih (tidak punya uang receh) kadang pengamen tidak mengerti dan cenderung memaksa. Hal ini biasanya terjadi dan marak di kota-kota besar yang kadang memang ada sesekali pengemis atau pengamen tersebut keliling kampung. Kerap kondisi tersebut menjadi pemandangan yang kurang indah untuk dipandang..

Menabung Tulisan

Mungkin pernah menulis dan tersimpan di buku diary, mungkin pernah iseng  menulis sesuatu di sepucuk kertas yang tercecer, mungkin pernah menulis di salah satu blog, apk, atau medsos lainnya. Mungkin pernah banyak menulis di berbagai media namun sekarang mentok dan tak gairah menulis lagi.

Sebenarnya banyak orang yang menganggap apa yang kita tulis sepele, apa yang kita tulis rasanya tidak layak dan jelek, bahkan terkesan minder. Mungkin pernah saat masih sekolah, kuliah, atau bekerja disebuah tempat bahkan saat menganggur sekalipun memiliki catatan-catatan kecil yang terbengkalai dan tak terurus tak serius, dan menganggap itu hal tidak penting. 

Padahal semua itu adalah bisa menjadi aset atau investasi yang sangat penting dan berharga. Perlu dipahami bersama bahwa menabung itu bukan hanya tentang uang, tentang harta, tentang barang maupun aset properti. Bahkan tulisan pun menjadi tabungan masa depan kita. Mengapa demikian? karena kapan saatnya apa yang kita tulis menjadi inspirasi, motivasi, menjadi kebermanfaatan baik buat diri sendiri maupun untuk orang lain. Seperti gunung es, tanpa terasa kita beramal jariyah ilmu lewat tulisan, yang dari kata demi kata, paragraf demi paragraf, halaman demi halaman sampai berupa buku.

Gelas Kosong

Disini saya tidak ingin menceritakan tentang berbagai merk atau jenis gelas, apalagi mau jualan gelas. Tetapi disini saya ingin menguraikan beberapa makna atau filosofis dari gelas kosong.

Pertama gelas adalah wadah kaca, sebuah benda maupun alat untuk menampung cairan, air yang biasa untuk diminum. Nah adapun makna dari filosofi gelas kosong adalah bagaimana karakter atau sikap seseorang saat akan bertemu dengan orang lain yang menganggap dirinya masih banyak kekurangan baik itu pengetahuan, pengalaman dan aspek lainnya. Dengan begitu, kita tidak akan merasa sombong dan meremehkan orang lain. Setiap ingin dan saat bertemu atau sedang mengobrol dengan orang lain siap sedia mendengarkan apa yang mereka utarakan.

Biasanya saat kita bertemu dengan orang lain menganggap bahwa diri kita yang paling hebat, diri kita yang paling pintar. Padahal belum tentu pengetahuan dan pengalaman kita lebih baik daripada dia. Sikap ini telah digunakan oleh salah satu pebisnis terkenal yaitu Om Bob Sadino.

Setiap bertemu dengan orang baru, saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dahulu.”

Pemikiran orang lain dan kita tentu tak sama, oleh sebab itu barangkali pemikiran orang lain itu lebih cemerlang, lebih bagus baik itu berupa masukan, kritik, saran dan ide-ide yang justru lebih hebat daripada kita. Hal ini yang sering kita tidak sadari bahwa perasaan angkuh atau serba bisa dan sempurna menutup diri kita untuk tidak mau belajar dari orang lain. Padahal kekuatan mendengar daripada berbicara itu sangat luar biasa. Sebagai orang yang haus ilmu dan pengetahuan hendaknya mengosongkan gelas kita dalam artian tidak merasa sempurna atas ilmu yang kita miliki, maupun ide dan pemikiran kita yang tidak sehebat orang lain.

Pendidikan, Kemiskinan, dan Kebodohan

Pendidikan, kemiskinan, dan kebodohan adalah tiga hal yang erat saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Di negara yang tercinta ini faktanya banyak yang putus sekolah karena keadaan ekonomi. Lalu yang lulusan sarjana maupun lulusan sekolah baik SMA maupun SMK masih banyak yang nganggur karena sempit dan ketatnya persaingan lapangan kerja.
Katanya Taraf hidup seseorang ditentukan oleh tinggi dan rendahnya pendidikan saya setuju dengan hal itu, tetapi bagaimana bisa menempuh pendidikan yang lebih tinggi bila untuk makan sesuap nasi saja masih banyak yang susah.
Mungkin agak dangkal dengan pemikiran memvonis orang bodoh dan miskin itu tidak berpendidikan dan yang penghasilannya rendah karena tidak sekolah tinggi. Tidak menutup kemungkinan bagaimana nasib dan usaha seseorang banyak yang sukses dan hidup mapan meski putus sekolah.
Ada yang menilai dan membayar pekerjaan atau jabatan sesorang dari Ijazahnya, tetapi ada juga yang beranggapan ijazah itu tidak penting (tanda sekolah) bukan tanda berpikir. justru yang terpenting adalah bagaimana dia dapat dan mampu mengaplikasikan ilmu dan titel yang disandangnya hingga bermanfaat bagi orang lain.
Ironi negara konoha atau negara wakanda banyak PR untuk perbaikan pendidikan dan kemiskinan. Semoga di negara kita ini memiliki uang yang cukup untuk sekolah dan dapat mendapatkan pekerjaan sesuai kompetensinya dan mendapat hasil atau upah yang sesuai dan dapat meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.

Jadi Diri Sendiri

Kamu adalah kamu, dan kamu tidak bisa disamakan dengan orang lain. Karena meskipun kamu memiliki saudara kembar sekalipun tak mungkin memiliki perilaku, karakter yang sama.

Siapapun kamu, kamu sebagai orang rendah maupun tertinggi, pada dasarnya tak akan suka bila ada seseorang yang membandingkan kamu dengan siapapun.

“Beberapa orang menyukaimu, beberapa orang tidak. Pada akhirnya, kamu hanya harus menjadi dirimu sendiri.” – Andres Iniesta

Mengapa demikian? karena setiap orang itu masing-masing memiliki keunikan, kelebihan yang berbeda.

“Jadilah dirimu sendiri, bukan seperti yang diinginkan seseorang. Jadilah unik.” – Chantelle Lambert

Hanya saja mayoritas orang tidak mengetahui dan dapat menggali potensi yang ada pada dirinya. Catatan penting bagi siapapun apalagi sebagai orang tua ataupun guru, jangan pernah memandang rendah potensi anak atau anak didiknya, karena yang terkadang yang dianggap rendah justru itu yang akan menjadi kebanggaan atas potensi maupun bakat yang dia miliki.

Yang membuat seseorang minder karena bisa jadi lingkungan yang tak mendukung, tak disupport, tak diasah kemampuan untuk berani mencoba sehingga terhindar dari mental yang lemah. Cenderung harus selalu berani mencoba dan terus belajar.

Hilang Ingatan

Hilang ingatan itu sangat mengerikan. Apalagi seperti amnesia, memori otak terdelet semua. tetapi hilang ingatan juga dipacu karena memikirkan yang lain karena tak fokus mengerjakan sesuatu.
Misalkan saat solat lupa rakaatnya. memang benar-benar blank. Mengapa bisa terjadi demikian? Karena tak fokus atau tidak khusuk dalam sholatnya. Bisa berarti masih memikirkan hal lain atau memang terlintas berbagai pikiran di kepala. Bagaimana kita bisa fokus meraih tujuan masa depan, sedangkan diri kita tidak bisa fokus saat menghadap Tuhan-Nya.
Mungkin hilang ingatan itu masih sama dengan lupa. Lupa itu sebuah kejadian. yang menyita bisa seperempat bahkan separuh hidup kita. seperti kehilangan waktu hanya gara- gara lupa menaruh kunci motor, lupa menaruh barang. Apa mungkin bisa disebut juga dengan pikun. biasanya pikun adalah sebutan untuk orang yang telah sepuh. Artinya karena usia telah menua. Nyatanya meski belum tua banyak diantara kita yang muda sering lupa dalam banyak hal.

Ada kalanya lupa atau kehilangan ingatan itu karena kita jarang melatih, jarang melakukan, misalkan tentang hapalan Alquran. meski semula sudah menghapal banyak ayat, tetapi semua itu bisa hilang dan lupa bila kita tak sering melafalkan atau sesering mungkin mengulang-ulang hapalan yang kita punya. Begitupun sebaliknya saat menghapal adalah berproses mengingat dan mengulang-ulang sampai akhirnya hapal. Surat alfatihah sangat mudah dan hapal karena setiap hari dilafalkan dan dipake dalam setiap solat lima waktu. dan kenapa untuk ayat lain tak hapal. Mungkin kedudukannya sama kita bisa menguasai semu ayat Qur’an bila sesering mungkin berinteraksi atau dekat dengan Qur’an setiap saat pada ayat quran yang lainnya.

Berkomentar

Disini saya tidak ingin menjelaskan tentang apa dan mengapa dengan komentar. Namun disini saya akan mengutakaran pendapat saya tentang melatih menulis dengan cara berkomentar. Tentu berkomentar yang positif dan tidak mengandung kalimat syara maupun hoax.

Kenapa saya sebut sebagai metode berlatih menulis, karena saat kita membaca buku maupun tulisan atau artikel, ada sebuah masukan pengetahuan baru dan disitu saat membaca atau setelah membaca pasti terdapat pro dan kontra tentang pendapat maupun gagasan tetang suatu permasalahan maupun topik yang disampaikan oleh penulis. Maka dari itu kita bisa mengutarakan pula pendapat tentang sebuah tulisan orang lain. Baik itu tentang kesetu dan tidaknya kita tulis atau komentar tentang beberapa alasan sesuai pengetahuan dan pengalaman yang kita ketahu dan miliki, sedikit maupun banyak pendapat yang kita sampaikan melalui komentar.

Karena setiap tulisan yang orang lain tulis itu perlu ditinjau kebenarannya terlebih kita mengkritisi atau memberi pujian terhadap sebuah ide atau gagasan orang lain. Jadi bisa saling menguatkan ataupun lebih lengkap dan sempurna dengan adanya tambahan komentar dari kita. Selain itu bila kita mengomentari atau menulis komentar di medsos atau di blog orang lain pasti dia merasa senang, setidaknya tulisan mereka telah kita baca apalagi ada masukan dan koreksian untuk saling memperbaiki disitulah kegiatan literasi menjadi hidup. Disamping itu saat kita menjelajah tulisan khusunya di media online setidaknya dia akan mengunjugi dan mengenal siapa diri kita melewati akun yang kita gunakan dalam berkomentar.

Mengenal Dirimu Sendiri

Sebaik apapun orang lain memujimu, mengangkatmu dan menjunjung tinggi. Namun kaulah dan Allah lah yang tau tentang siapa sebenarnya dirimu.

Mata bisa saja berbohong karena terkadang yang terlihat oleh mata tidak seperti pada kenyataannya.

Seperti kemewahan yang kau tunjukkan, keramahan dan kepura-puraan yang kau buat.

Kesedihan yang tak kau tunjukkan. Ketegaran yang palsu. Semua ada dalam dasar hatimu.

Baik dan buruk dirimu hanya kaulah yang bisa tau dan menilai serta memilih akan kau bawa kemana dirimu itu.

Yang jelas jika dirimu ingin baik maka berubahlah, perbaikilah dengan segera tanpa menunda dan mempermanen keburukan yang sering kau lakukan.

Karena seseorang itu akan terpenjara oleh kebiasaannya bila kebiasaan buruk yang selalu terulang.

Seperti kau berdiri diatas semen basah yang lama kelamaan kau akan terpatung mengeras susah untuk bergerak dan berubah.

Maka sebaik-baiknya waktu untuk merubah diri menjadi lebih baik adalah saat ini. Bukan esok apalagi nanti.

Tersenyumlah

Tersenyumlah karena itu bukan sekedar sedekah. Karena senyuman itu cerminan dasar hatimu tentang kedamaian, keahlian mengolah pikiran dan hatimu. Tersenyum itu meringankan beban yang sedang kau hadapi. Karena dengan senyum kau akan terlihat semakin tegar dan sabar menghadapi setiap kejadian baik yang kau suka maupun tak suka. Saat keinginan tak sejalan dengan kenyataan. Berpikirlah untuk selalu tersenyum karena hal itu akan melatih kelapangan dadamu. Memang sulit tapi jangan lupa kalau kau tetap harus menjalani, melewati semua apapun yang telah menjadi kenyataan. Tersenyum itu tanda kau berusaha untuk mensyukuri apa yang ada, ikhlas atas apa yang terjadi dan sabar dalam menghadapi situasi baik itu ujian maupun cobaan.

Puasa dan kebebasan dari kebodohan

Tahukah kamu tentang Satu hal yang terlupa dan semakin diabaikan tentang kebodohan yang kamu pelihara. Kau seakan orang paling pandai, cerdas dan berpengetahuan luas serta tidak memerlukan ilmu baru. Kenapa demikian? Karena kita mulai malas membaca buku. Kita berani menganggap sepele pada buku.

Kini Petuah dan kata-kata tokoh terkenal pun tak mempan untuk memotivasi yang bernama gemar membaca. Rasanya kita anggap dimasa milenial ini semua orang tidak butuh wawasan dan pengetahuan baru yang didapat lewat buku.

Rasanya kini lebih asyik didunia lain yakni dunia digital dan medsos. Dibandingkan dunia literasi yang benar nyata adanya sejak orang-orang pendahulu yang sukses yang berpengaruh pada dunia bahwa dulu mereka belajar dari buku.

Dan kini kau bisa menilai sebaik apa kualitas puasamu selama tujuh hari ini. Dan ingatlah bahwa di bulan ini pula Alquran diturunkan membawa pesan tentang membaca (iqra). Maka dapat disimpulkan puasa diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidupmu dan dari puasa kau mulai bangkit serta semangat untuk membaca. Karena dengan membaca buku kaupun akan terbebas dari kebodohan.

Mengingkari Janji Pada Diri Sendiri

Apakah kau masih ingat dengan janjimu satu tahun yang lalu dibulan suci Ramadhan. Tentang janjimu untuk memperbaiki ibadah, memperbaiki akhlak dan memperbaiki keimanan dan ketakwaan.

Janjimu dulu seperti seorang pelajar yang diberi tugas pekerjaan rumah (PR) yang harus kau kerjakan dan selesaikan. Konsekuensinya jika tidak kau kerjakan PR itu tentu kau akan mendapat hukuman dan setidaknya kau tak dapat nilai. Namun bila kau kerjakan maka pasti nilaimu bertambah dan setidaknya kau menjadi murid yang baik.

Bagaimana dengan janjimu dulu yang ingin hijrah dari yang tidak baik menjadi baik. padahal peluang dan kesempatan mu terbentang luas. Saat ini, yah saat inilah waktu yang baik dan ada untuk memenuhi janjimu dulu yang ingin kau buktikan. Waktu untuk mengerjakan PR mu di tahun yang lalu. Dengan segala kekurangan dan kesalahan yang berserakan dalam perjalanan hidupmu.

Lalu apakah kau rela memberikan gelar pada dirimu seorang yang munafik yakni mengingkari janji dirimu sendiri yang dulu ingin maju dan ingin berubah Harusnya kau ingat dengan sehatmu sebelum sakitmu, lapangmu sebelum sempitmu, kayamu sebelum miskinmu, hidupmu sebelum matimu.

Sebab Akibat

Gada asap jika tak ada api. Dimana ada gula disitu ada semut. Siapa yang berbuat dia akan menanggung akibat.

Sebab akibat adalah sebuah istilah untuk menggambarkan bahwa setiap perbuatan entah itu perbuatan baik maupun buruk pasti akan ada balasan tanpa terkecuali.

Sebab akibat juga mengajak kita untuk berpikir dan mengambil hikmah dari setiap tindakan dan kejadian. Karena apakah mungkin jika Nabi Adam as diturunkan oleh Allah dari surga jika tidak makan buah khuldi.

Dan apakah mungkin seseorang mengaku bersabar jika belum melewati berbagai ujian dan cobaan.

Jika kita mengetahui dan memahami dengan istilah sebab dan akibat maka kita perlu cermat untuk memilih setiap tindakan dan niat kita. Meskipun jalan itu sudah terlihat dan dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana jalan menuju surga dan mana jalan ke neraka. Mana yang hak dan mana yang bathil.

Jalan untuk menuju cahaya dengan ilmu. Dan jalan menuju kesuksesan dengan keimanan dan ketakwaan. Karena pada hakikatnya kehidupan ini kan berakhir dan segala keberhasilan yang kita peroleh di dunia ini akan sia-sia jika kita tidak mendapatkan ridho dan surga-Nya.

Sejarah

Sejarah itu masa lalu dan masa lalu itu sesuatu yang pernah terjadi khususnya dalam hidupmu yang berlalu.

Sesuatu yang indah dimasa lalu dan yang manis bagaikan debu yang melebur yang tinggal arang dan usang. Mustahil kau bisa kembali padanya.

Begitupun masa lalu yang begitu pahit yang mungkin kini masih kau rasakan getaran dan gejolak rasa sakit atau kepedihan itu.

Pepatah bilang jangan lupakan sejarah. Memang setiap orang punya sejarah dan sejarah itu bernama masa lalu. Banyak orang yang mengatakan andai waktu dapat diputar kembali dan sebaliknya semoga di masa lalu yang kelam tak terjadi lagi.

Namun sejatinya sejarah atau masa lalumu itu menjadi nasehat terbaik untuk hidupmu menjadi lebih baik. Dan saat inilah untuk membangun merubah segalanya menjadi lebih baik dengan melakukan yang terbaik dalam setiap kesempatan yang ada.

Hari ini dan esok pun akan menjadi sejarah dan masa lalu. Jadi jika hidupmu ingin mengukir sejarah yang indah dan manis maka lakukanlah atau bertindaklah sebaik mungkin. Karena hari ini akan menjadi kemarin. Jika hari ini banyak kebaikan yang kau lakukan maka seterusnya dan seterusnya menjadi masa lalu yang baik dan bermanfaat serta berkualitas.

Malas

Malas itu adalah belenggu. Belenggu yang membuatmu miskin. Yang Membuatmu bodoh. Miskin karena malas bekerja. Bodoh karena malas belajar. Bahkan kau akan terhina disisih Tuhan karena malas ibadah. Terlebih malas berdoa.

Orang yang malas itu kadang karena tak punya rencana, terlebih tidak punya motivasi. Dan karena lingkungannya mempengaruhi. Malas itu seperti virus yang membuat kebiasaan memperbaiki otak dan pikiran menjadi buntu. Dan malas itu antonim dari semangat. Orang yang malas itu karena tidak punya energi atau power untuk semangat.

Dari penyakit malas itu banyak waktu yang terbuang (sia-sia). Terkadang orang yang malas belum ada tujuan yang sungguh2 karena semagat itu ada sesuatu yang dikejar dan diimpikan. Seperti membahagiakan seseorang yang kita cintai dengan bekerja keras tanpa bermalas malasan.

Orang yang ingin ditinggikan derajatnya ia menggantikan waktu tidurnya untuk shalat malam artinya ia punya semangat punya harapan agar mendapat derajat Meskipun dalam keadaan lelah dan kantuk.

Resiko

Resiko itu bersaudara dengan konsekuensi. Konsekuensi tentang sebuah tindakan, kebijakan atau keputusan kita. Banyak orang yang ingin sukses tapi tidak mau ambil resiko. Artinya seseorang yang ingin sukses bukan dari usaha semata karena justru adanya keberanian mengambil resiko atas kesalahan atau dari percobaan tersebut sampai akhirnya berhasil.

Bagaimana kita tau keindahan dan kemenangan kita saat di puncak jika kita takut dengan resiko perjalanan naik puncak atau gunung yang licin, terjal dan penuh tantangan dengan payah. Resiko juga digambarkan seperti sebuah kerugian. Padahal dibalik kerugian itu ada keuntungan. Seperti saat memulai bisnis atau usaha. Dengan nekat dan berani mengambil resiko ia siap atas kemungkinan baik untung maupun ruginya. Resiko itu mengajarkan tentang tanggung jawab dan menjaga amanah Seperti jika jadi seorang guru ia harus bisa digugu dan ditiru (suri tauladan). Jika jadi seorang pemimpin ia harus menyadari dan siap ketika menerima saran atau kritik. Menjadi seorang anak punya resiko untuk patuh pada orang tua. Menjadi pelajar harus siap mengerjakan tugas-tugas yang ada. Apalagi kita sebagai kepala rumah tangga harus siap menafkahi dan menjadi pemimpin keluarga.

Doa

Doa itu salah satu cara kita menyampaikan keinginan pada yang Maha Punya segalanya.

Doa juga mengindikasikan seorang hamba yang amat butuh dan tidak sombong. Karena orang yang merasa cukup tanpa bersyukur dan menganggap kekayaan dan keberhasilannya didapat sendiri bukan pemberian atau titipan dari Tuhan. berarti ia seseorang yang mengikuti jejak qorun.

Seseorang yang telah berdoa akan bertanya kapan doanya akan dikabulkan. Terlebih sudah lama doa dipanjatkan tetapi jawaban belum datang. Disitulah keimanan dan ketaqwaan seorang hamba diuji.

Doa itu pasti semua akan dikabulkan tetapi biasanya ada tiga hal jawaban Tuhan ketika kita berdoa. Tuhan berkata belum, tidak, dan yah. Doa yang belum dikabulkan bisa jadi karena kita belum kuat mengembannya. atau bisa karena belum saatnya. Kemudian jika doa dijawab “tidak” berarti Tuhan menyediakan atau menggantikan yang lebih baik dari apa yang diinginkan.

Doa yang cepat dikabulkan di dunia seperti kita mengambil air dengan ember, dan ember itu berlubang maka kenikmatan yang kita dapat akan segera habis. Sedangkan doa yang belum terjawab akan menjadi tabungan seperti mengambil air dengan ember tanpa lubang atau bocor sehingga suatu saat kita akan menikmatinya yakni nanti disaat kita benar-benar membutuhkannya.

Orang yang pantas Kau Sayangi

Jika kamu pernah ditinggal pergi oleh orang yang kau sayangi bersyukurlah. Karena itu pemberitahuan bahwa dia bukan orang yang pantas kau sayangi.

Jika harapanmu patah, jika rencanamu gagal karena tak bisa bersama dia. Maka berbahagialah karena kamu akan mendapatkan pengganti dia yang jauh lebih baik.

Jangan kau kira sesuatu yang kau sukai itu baik untukmu dan jangan kau kira sesuatu yang tidak kamu sukai itu buruk bagimu.

Seperti gula yang manis jika kamu terus konsumsi berlebihan justru gula itu akan membuatmu sakit.

Jika kamu tertipu oleh janji-janji Manisnya dan kau kecewa. Itu berarti kau jangan sembarangan kasi janji manis pada orang lain jika kamu tidak bisa membuktikannya.

Sehebat apapun rencanamu dan ketika kandas ditengah jalan maka hanya satu yang bisa kau lakukan hanya satu yang membuatmu menjadi lebih tenang yaitu kau harus terima Kenyataan.

Kau bisa berpikir, yah berpikir bagaimana agar kamu tidak jatuh pada lubang yang sama. Tak mudah percaya dari apa yang kau dengar atau kau lihat sebelum jelas terbukti.

Coba Lagi

Kamu pernah gagal? Kamu pernah kecewa? Kamu pernah rugi? Kamu pernah patah hati? Kamu pernah merasa sulit? Kamu pernah jatuh? Kamu pernah kehilangan? Kamu pernah ditinggalkan? Kamu pernah dll? Jika pernah tanamkan dalam pikiran dan hatimu untuk “Coba Lagi”

Satu mantra, satu kalimat yang banyak orang mengabaikannya. Banyak orang tidak menyadari bahwa kalimat itu agak lucu dan menyindir. Untuk kamu yang kehilangan semangat. “Coba lagi” itu kalimat dahsyat, mantra ampuh agar kamu bangkit dari setiap kegagalan. Didalamnya ada ajakan dan menginformasikan bahwa sekali kamu gagal seribu kali masih ada kesempatan untuk berhasil. Cara berpikirmu yang dungu ketika ada hambatan, ada kesulitan dan ada masalah lalu menyerah. Katanya pengen bangkit, katanya pengen berubah tapi kenapa cara berpikirmu yang lama masih kau pakai. Kamu tidak bisa setiap kejadian yang mengecewakan mengucilkan memberi kesimpulan bahwa jalanmu mentok sampai disitu. Kesempatanmu untuk berhasil tipis. Dan itu semua akan hangus dibakar oleh semangat untuk “Coba Lagi”. Sabar, tekun, yakin itulah teman-temannya coba lagi. Mereka itu satu kesatuan yang menuntunmu untuk terus membuka harapan dan semangat baru. Yang mengantarkanmu pada impian-impianmu itu.

Follow by Email
Instagram
Telegram
WhatsApp
FbMessenger
URL has been copied successfully!