Buku dan Teman

Kalimat ini akan mengubah seluruh hidupmu dan akan mempengaruhi apa yang akan terjadi di masa depan. Kalimat hebat ini tidak akan terasa dan jarang sekali yang mengerti dan mengaplikasikannya. Ini merupakan salah satu kebiasaan yang tidak semua orang sadari.

Buku apa yang dia baca, dia berteman dengan siapa?

kalimat diatas itulah yang biasanya akan menentukan nasib dan berhasil atau tidaknya dalam menggapai segala cita-cita atau impiannya.

Bagaimana tidak, jika seseorang yang kuat keinginannya untuk memiliki ilmu dan wawasan serta selalu ada pertayaan-pertayaan yang mendasar, yang membuatnya haus akan ilmu lalu dia belajar terus sampai memiliki pengetahuan atau ilmu yang mumpuni dalam upaya untuk menunjang dan memudahkan ia dalam melangkah setahap demi setahap menata masa depannya. Orang sukses mustahil jarang membaca buku, meskipun ada orang sukses yang tidak suka membaca buku. Tetapi dengan membaca buku atau buku apa yang dibacanya setidaknya ada gambaran sesuai besic atau kompetensi yang ingin diraihnya.

Pemulung Buku

Dulu saya sangat ingin ke Pasar Senen Jakarta, karena menurut info yang saya dapat disitu banyak banget buku-buku bekas atau second yang jumlahnya melimpah dan lengkap, pastinya murah meriah. Dan yang benar saja pada saat saya ikut pelatihan Jurnalistik di Jakarta sekitar tahun 2015, saya sempatkan untuk mampir. Akhirnya saya menemukan dan membeli beberapa buku, koran, majalah, bekas dan semacamnya  yang sudah lama saya incar.  

Masih ingat beberapa nasehat guru saya saat masih sekolah SMK, bahwa jika ingin membaca tanpa keluar biaya, maka datanglah ke perpustakaan umum, atau datangi penjual buku atau koran baik ditempat yang khusus toko-toko buku atau sekedar mengunjungi pedagang kaki lima yang biasa disebut dengan istilah (pasar loak). Itulah nasehat dulu yang sempat juga saya aplikasikan. Karena hanya membaca di perpustakaan atau di toko buku tidaklah kena bayar. Begitulah beberapa cara perburuan saya untuk mencari ilmu di luar kelas. Karena Guru ataupun dosen pasti hanya mengajarkan perihal yang dasar-dasarnya saja, sedangkan jika peserta didik atau mahasiswa ingin pintar dan ingin mengembangkan ilmu dasar tersebut harus belajar secara pribadi atau otodidak. Entah dengan cara berdiskusi dengan teman, bertanya pada guru atau para ahlinya bahkan membeli buku bekas bisa menjadi salah satu alternatif bila ingin lebih hemat.

Menabung Tulisan

Mungkin pernah menulis dan tersimpan di buku diary, mungkin pernah iseng  menulis sesuatu di sepucuk kertas yang tercecer, mungkin pernah menulis di salah satu blog, apk, atau medsos lainnya. Mungkin pernah banyak menulis di berbagai media namun sekarang mentok dan tak gairah menulis lagi.

Sebenarnya banyak orang yang menganggap apa yang kita tulis sepele, apa yang kita tulis rasanya tidak layak dan jelek, bahkan terkesan minder. Mungkin pernah saat masih sekolah, kuliah, atau bekerja disebuah tempat bahkan saat menganggur sekalipun memiliki catatan-catatan kecil yang terbengkalai dan tak terurus tak serius, dan menganggap itu hal tidak penting. 

Padahal semua itu adalah bisa menjadi aset atau investasi yang sangat penting dan berharga. Perlu dipahami bersama bahwa menabung itu bukan hanya tentang uang, tentang harta, tentang barang maupun aset properti. Bahkan tulisan pun menjadi tabungan masa depan kita. Mengapa demikian? karena kapan saatnya apa yang kita tulis menjadi inspirasi, motivasi, menjadi kebermanfaatan baik buat diri sendiri maupun untuk orang lain. Seperti gunung es, tanpa terasa kita beramal jariyah ilmu lewat tulisan, yang dari kata demi kata, paragraf demi paragraf, halaman demi halaman sampai berupa buku.

Berkomentar

Disini saya tidak ingin menjelaskan tentang apa dan mengapa dengan komentar. Namun disini saya akan mengutakaran pendapat saya tentang melatih menulis dengan cara berkomentar. Tentu berkomentar yang positif dan tidak mengandung kalimat syara maupun hoax.

Kenapa saya sebut sebagai metode berlatih menulis, karena saat kita membaca buku maupun tulisan atau artikel, ada sebuah masukan pengetahuan baru dan disitu saat membaca atau setelah membaca pasti terdapat pro dan kontra tentang pendapat maupun gagasan tetang suatu permasalahan maupun topik yang disampaikan oleh penulis. Maka dari itu kita bisa mengutarakan pula pendapat tentang sebuah tulisan orang lain. Baik itu tentang kesetu dan tidaknya kita tulis atau komentar tentang beberapa alasan sesuai pengetahuan dan pengalaman yang kita ketahu dan miliki, sedikit maupun banyak pendapat yang kita sampaikan melalui komentar.

Karena setiap tulisan yang orang lain tulis itu perlu ditinjau kebenarannya terlebih kita mengkritisi atau memberi pujian terhadap sebuah ide atau gagasan orang lain. Jadi bisa saling menguatkan ataupun lebih lengkap dan sempurna dengan adanya tambahan komentar dari kita. Selain itu bila kita mengomentari atau menulis komentar di medsos atau di blog orang lain pasti dia merasa senang, setidaknya tulisan mereka telah kita baca apalagi ada masukan dan koreksian untuk saling memperbaiki disitulah kegiatan literasi menjadi hidup. Disamping itu saat kita menjelajah tulisan khusunya di media online setidaknya dia akan mengunjugi dan mengenal siapa diri kita melewati akun yang kita gunakan dalam berkomentar.

Belajar Paling Penting

Belajarlah, karna dengan belajar kita menjadi pintar, jika sudah pintar kita akan memiliki banyak pengetahuan namun pengatahuan itu gunakan untuk memilih mana yang bener dan mana yang salah. Mana yang hak kita dan mana yang bukan. Pinter bukan untuk minterin, bukan buat nipu bukan buat nyombongin diri. Kita belajar agar menjadi orang bener bukan jadi orang yang kebelinger.

Ilmu atau pengetahuan yang kita miliki so pasti akan membantu dalam kehidupan kita. Baik dalam mengambil sikap, tindakan dan keputusan ketika menghadapi masalah. Bahkan jika beruntung orang pinter lebih mudah dan gampang cari uangnya. Ingat belajar itu gak mesti dari buku. Justru yang terpenting adalah dari pengalaman da kejadian sehari-hari dilapangan. Bukan dalam konsep pikiran kita yang matang. Karena biasanya antara teori dan praktik itu jauh berbeda. Maf kalo gak ngerti dengan kalimat ini. Ada istilah, jangan sampai jatuh pada lubang yang sama. Artinya kita harus bisa mengambil pelajaran dalam segala hal yang pernah terjadi dalam hidup kita. Jangan sampai karena kelalaian dan kesalahan kita kejadian buruk terulang kembali.

Sempatkan Membaca, Meski Lima Menit Saja

Membagun kebiasaan postif amatlah tidak semudah membalikkan kedua tangan. Tetapi butuh konsistensi dan komitmen serta niat yang sungguh-sungguh. Salah satunya adalah membaca buku. Tak semua orang mau dan suka membaca buku. Walaupun buku adalah jendela dunia, begitu banyak manfaat membaca buku. Namun ada tips agar kita mau membangun kebiasaan positif dalam hidup kamu. Luangkan waktu hanya lima menit saja bila kamu tidak suka membaca buku.Tak perlu banyak waktu. Tetapi hanya lima menit saja yang diperlukan untuk membiasakan kebiasaan postif ini. Dapat dilakukan kapan saja.

Entah mau berangkat kerja, sekolah atau disela-sela waktu kapanpun. Dengan demikian kita sudah melakukan kebiasaan positif yang bermanfaat dan tak terasa akan menjadi kebiasaan yang dapat membangun wawasan, ilmu dan kualitas hidup kita menjadi lebih baik. Setelah kita lakukan lima menit saja, dijamin nanti akan terbiasa atau kecanduan dan membaca buku akan menjadi hal yang mengasikkan dan bermanfaat tentunya.Tidak akan merasa menjadi beban apalagi masalah. Boleh sesuka kita ingin membaca buku tentang apa saja.

Kamu Nanya?

Untuk memulai menulis banyak berbagai alasan dan kesulitan. Padahal keinginan untuk menjadi penulis sudah ada dari dulu atau telah lama tertanam dalam hati dan pikiran kita. Namun mengapa masih belum memulainya.

Mungkin salah satunya adalah merasa sulit mendapatkan sebuah ide atau gagasan. Bingung mau menulis apa. Jadinya hanya tinggal impian dan keinginan saja karya ya tak ada.Memang sebuah ide itu tidak datang dengan sendirinya, bagi seorang penulis yang telah ahli dan terbiasa pastilah tidak merasa seperti penulis pemula.

Karena apapun akan menjadi ide, gagasan dan bahan tulisan. Apapun yang dilihat, di dengar, dan dirasa pasti akan menambah ide-ide baru untuk dituliskan. Meskipun dalam hal sepele, dari objek yang orang lain tidak terpikirkan. Bagi seorang penulis pasti dapat menguraikan dan mendeskripsikan objek itu akan ditulisnya seperti apa dan menjadi apa. Telah terkonsep dan terangsang didalam pikirannya untuk cepat-cepat dituangkan dalam bentuk tulisan. Yang pastinya dalam sudut pandang yang berbeda dari yang lain.Begitulah bagi yang telah biasa dan ahli menulis.

Apa Tujuan Kita Menulis?

Salah satu dasar motivasi dan alasan kita mau menulis adalah sangat penting. Dimana dorongan dan tujuan tersebut yang akan membimbing kita dalam mencapai target kepenulisan.

Semangat menulis itu berawal dari alasan. Untuk apa kita menulis. Dan tentu berbagai macam alasan kita mau menulis. Bisa karena agar menjadi penulis terkenal, ingin mendapat cuan, ingin membuat karya populer, ingin menyampaikan informasi atau berbagi ilmu dan pengalaman, hanya melampiaskan hobi, terpaksa karena pekerjaan dan tuntutan, kewajiban, atau kalau saya sendiri adalah untuk menasehati diri saya sendiri. Memberikan inspirasi dan motivasi pada diri sendiri syukur-syukur bisa bermanfaat juga buat orang lain.
Ada pula yang bertujuan untuk berdakwah, beramal shalih. Tulisannya berisi tentang nasehat kebaikan. Ada pula yang bertujuan untuk memberikan solusi atau membedah problem yang viral dimasyarakat, sehingga tertanam pola pikir pengetahuan dan perubahan serta kebiasaan dimasyarakat.

“Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak”. – Ali bin Abi Thalib

Membacalah, Jika Tak Mampu Untuk Menulis

Saat ide atau gagasan untuk menulis mentok, Apa yang harus dilakukan? Tentu banyak cara, cenderung kebiasaan dari masing-masing penulis. Ada yang memang menghentikan aktivitas menulis dan mengganti kegiatan lain. Misalkan berkebun, berjalan-jalan, bersilaturahmi, membereskan rumah, gotong royong, olahraga, nonton film, mendengarkan musik, atau ngopi sambil makan pisang goreng hangat, menyalakan sebatang rokok, shalat istikharah, berwudu dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat merefleksikan dan menyegarkan otak kita.

Semua kegiatan tersebut adalah hal yang positif dan sah-sah saja. Karena memang menulis tak dapat dipaksakan jika saat mood menulis menurun. Bisa jadi kejenuhan atau kebosanan menulis butuh rehat sejenak. Atau memang butuh refreshing berhenti, menghilangkan kesuntukan karena lelah saat menulis.

Tulisan semacam ini sebetulnya sudah banyak dibahas. Halnya semacam tips atau jurus atau teknik dunia tulis menulis. Tetapi tak mengapa, itung-itung buat catatan pribadi dan untuk memotivasi diri saya sendiri. Syukur kalau bisa bermanfaat buat orang lain. Khusunya buat penulis pemula seperti saya sendiri.

Guru Kreatif

Menjadi guru adalah pekerjaan mulia, menjadi guru adalah pekerjaan yang penuh fariatif, menjadi guru adalah hal yang membahagiakan. Selain tugas mengajar adalah mendidik. Untuk mencapai target pembelajaran setidaknya setiap siswa memahami dan dapat menangkap setiap materi yang disampaikan oleh guru. Tentu menjadi guru yang disenangi adalah harapan oleh setiap guru.

Namun dalam faktanya tak semua guru dapat menyampaikan materi secara kreatif atau tak semua siswa dapat menyerap setiap guru menyampaikan materi yang diajarkan. Oleh karenanya banyak faktor agar materi bisa diserap secara efektif dan efisien. Sebelum beranjak pada materi kita berbica bagaimana cara menjadi guru yang disukai siswa, Karena hal itu menjadi salah satu kunci agar siswa juga menyukai pelajaran yang kita ampuh. Bisa jadi misalnya siswa tidak suka dengan pelajarannya tetapi siswa menyukai atau menjadi guru favorit para siswa. jadi setidaknya siswa sudah semangat dan senang ketika si guru itu masuk dalam kelas. Artinya meskipun pelajarannya susah ditangkap dan dicerna siswa, itu bukan tugas guru, tetapi menjadi guru dengan usaha yang terbaik itulah tugas utama guru. Seperti terus Melengkapi dan memperbaiki setiap kegagalan saat mengajar.

Menulis Berarti Menumbuhkan Kecerdasan

Menulis adalah upaya menggambarkan tentang pikiran, ide, perasaan dalam bentuk simbol.(Hargrove dan Pottet) Simbol yang dimaksud disini adalah simbol system bahasa penulisan. Bahasa tulisan inilah yang digadang-gadang sebagai media sarana komunikasi (1998:239). sedangkan pengertian Menulis Menurut KKBI menulis itu seperti halnya penulis menulis surat. Saat menulis surat. Secara tidak langsung kita akan menuangkan maksud, gagasan, opini dan ide kita ke dalam rangkaian kalimat.

Menulis tidaklah seperti mudahnya berbicara, berdiskusi ataupun penyampaian pesan lainnya melalui kata yang terucap. menulis gampang-gampang susah, maka dari itu tak semua orang bisa membuat ide dan gagasannya menjadi bentuk tulisan atau sebuah buku. karena semua itu butuh kecerdasan berpikir dan latihan yang secara continu.

Setiap penulis pasti memiliki latar belakang yang berbeda, dari segi pendidikan, kehidupan sosial, budaya dan aspek lainnya. sehingga gaya penulisannya akan objektif dan berspektif sesuai keahlian dan bidangnya. namun dengan menulis jadilah persatuan yang bernama penulis. dari penulis profesional sampai penulis biasa seperti saya. Adapun gelar, pangkat atau pencapaian akademik lainnya tidak terlalu berpengaruh. karena yang dilihat isi atau konteks tulisannya yang bagus, relevan, singkat, padat, jelas, bermanfaat serta mencerahkan. atau bahasa lainnya disebut sangat baik dan efektif.

Mengapa Buku itu tidak Pernah Basi?

Ini dia salah satu dari seribu satu kelebihan buku, yakni buku itu tak  pernah basi. tak ada yang namanya buku lama bila buku itu belum pernah kita baca. Dilihat dari tahun terbintya sejauh atau selama apapun tetap punya rasa atau pengetahuan baru. Sayangnya dimasa kini buku menjadi nomor keberapa itu dibandingkan dengan Handphone  atau gatget lainnya yang lebih praktis dan instan. Memunculkan minat baca buku memang tidak mudah. Apalagi sekarang zaman serba gadget yang membuat mayoritas dari kita banyak meninggalkan buku. Media sosial sepertinya lebih asyik daripada harus membaca buku.

Padahal buku seharusnya menjadi sumber nomor satu yang lebih penting dan memiliki keutamaan dan manfaat yang luar biasa.

Buku itu lebih jelas bisa dijadikan referensi atau rujukan dan sebagai bahan pengetahuan yang relevan, dapat ditelusuri dan dipertanggungjawabkan isinya. karen terdaftar dan penulisnya atau pengarangnya jelas. ditulis oleh orang yang memiliki keahlian atau bidangnya masing-masing. baik buku fiksi maupun non fiksi.

Seandainya Aku Adalah Penulis Hebat

Membaca dan menulis adalah kegiatan yang amat penting. Sejak usia dini, kita mungkin pernah belajar dan diajarkan tentang huruf abjad, a,b,c, d dan seterusnya atau juga diajarkan tentang nomor 1,2,3 dan seterusnya. Baik oleh orang tua maupun guru kita di sekolah. Dulu saat kita masih kecil, tak perlu memahami atau harus mengerti karena memang sebatas itu yakni dapat membaca dan menulis saja sudah menjadi kebanggaan.

Terlebih kita akan mengerutkan kening saat mendengar jika ada yang masih buta huruf.Tetapi ketika telah dewasa, kita akan dituntut untuk memahami atau mengerti setiap apa yang kita tulis dan dibaca. Entah hanya mencari wawasan pengetahuan atau sedang mencari referensi mengerjakan tugas kuliah, atau membuat makalah. Berbicara tentang membaca dan menulis tak jauh dari pengembangan berbahasa dan mengenal angka.

Berarti hal demikian termasuk kegiatan literasi. Beberapa langkah telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun suadaya masyarakat bahkan gerakan literasi dari perorangan. Namun kadang upaya yang dilakukan kurang mengena sasaran dan jauh dari harapan. Misalnya bagaimana sirkulasi dan pengembangan perpustakaan baik yang ada disekolah di pemerintahan atau di Taman Baca Masyarakat (TBM).

Follow by Email
Instagram
Telegram
WhatsApp
FbMessenger
URL has been copied successfully!