Kehidupan sesungguhnya yang harus dibangun dengan atau untuk saling menerima bukan saling mencari kekurangan. Apalagi dengan menuntut ini itu dsb. Tak akan bahagia bila hanya mengejar apa yang ingin dipunyai, karena lebih bahagia bila bersyukur apa yang dipunyai saat ini. Termasuk cinta dan pasanganmu. Harusnya dalam rumah tangga mencari keberkahankan bukan meghujat kekurangan sebagai senjata untuk meninggalkan. Ingatlah tujuan berumah tangga adalah untuk beribadah, dan untuk mendapat ridho-Nya.
Jangan terlena dengan parasnya yang cantik/ tanpan, jangan terbuai dengan kekayaan atau kecerdikannya (ilmu), pangkat, serta kemilauan dunia lainnya. Karena belum tentu kau satu-satunya orang yang benar- benar satu dihatinya.
Carilah kekasih sebanyak-banyaknya bila untuk sebagai perbandingan. Tapi terimalah istri/suami apa adanya. Carilah yang bisa bertanggung jawab, yang bisa menjaga aib atau menjaga kehormatan pasangan, yang bisa saling mengerti buka mencaci. Sebagaimana pasangan itu seperti cermin. Jika salahsatunya buruk maka keduanya akan buruk dan jika salah satunya baik, maka keduanya akan baik pula. Bila salah satunya sedih maka keduanya sedih dan bila salah satunya bahagia maka keduanya mesti bahagia. Seperti tangan dan mata. Saat mata menangis tanganlah yang menyekanya, dan ketika tangan terluka adalah mata yang menangis untuknya.
